Rabu, 02 November 2016

KAMPUNG WISATA BALUWARTI

A. Keadaan Umum Kelurahan Baluwarti

        1. Sejarah Kampung Baluwarti
          Baluwarti berasal dari bahasa Portugis “baluarte” yang berarti benteng, dalam bahasa Jawa artinya tembok istana. Baluwarti merupakan batas istana yang di bagian dalam terdapat istana dan tempat tinggal raja beserta keluarganya (sentana dalem) serta abdi dalem terdekat dengan raja. Dikaitkan dengan konsepsi kota Jawa masa lalu, Kampung Baluwarti dapat diartikan sebagai “kutha” Sala. Pengertian kutha dalam masyarakat Jawa bersifat simbolis, adalah suatu lingkungan pemukiman yang terletak di dalam tembok Benteng kediaman pemimpin daerah atau wilayah. Secara harafiah, kutha berarti daerah pemukiman yang dilindungi oleh dinding yang dibangun mengelilingi bentuk persegi (Wiryomartono, 1995).
           Kampung Baluwarti menjadi unik karena lingkungan rumah penduduknya berada di dalam tembok keraton dengan ukuran ketebalan 2 m dan tinggi 6 m, serta hampir semua bentuk bangunannya bercirikan arsitektur tradisional khas Baluwarti yang dipengaruhi arsitektur Jawa, Cina dan Eropa dengan pola ruang yang khas. Selain arsitekturnya, kampung Baluwarti juga masih memegang teguh dalam hal adat-istiadat, kebiasaan, tata cara dan budaya masyarakatnya. Kekhasan ini yang menjadikan lingkungan perumahan yang berada di Baluwarti masuk dalam kawasan cagar budaya yang ada di Kota Solo, peninggalan yang bernilai sejarah dan sekaligus sebagai destinasi wisata budaya.
                                          Kampung Baluwarti (tampak dari depan)


   2. Luas dan Lokasi Kelurahan Baluwarti
          Secara adminitratif, wilayah Kelurahan Baluwarti merupakan kawasan sebuah Kelurahan (Kelurahan Baluwarti), yang merupakan bagian dari Kecamatan Pasar Kliwon.  Luas wilayah ± 40,70 Ha, mencakup lima kampung, yakni Kampung Gambuhan, Hordenasan, Wirengan, Carangan, dan Tamtaman. Kelurahan Baluwarti tersebut terbagi dalam 12 Rukun Warga (RW) dan 38 RT, dengan jumlah penduduk sebanyak 7.478 jiwa (laporan Monografi Maret 2015).















B. Potensi Wisata Kampung Baluwarti


















1. Bangunan Bersejarah 
     a. nDalem Sasana Mulya
     bnDalem Mloyokusuman
     c. nDalem Ngabean
     d.  nDalem Brotodiningratan
     e.  nDalem Mangkubumen
     f.  nDalem Purwodiningratan
     g.  nDalem Surya Hamijayan


2. Nama-nama Unik Kampung 
Tamtaman dan Carangan, untuk sebutan daerah pemukiman abdi dalem prajurit Tamtama dan prajurit Carangan, yang bertugas mempertahankan keamanan raja dan Kraton.
b.  Wirengan, perkampungan untuk abdi dalem Wireng, yang mempunyai tugas mengurusi tarian dan wayang orang, disamping tugas dalam upacara Gerebeg dengan membawa gunungan dari Kedhaton ke Masjid Agung
c.   Gandarasan untuk perumahan di sekitar Nyai Lurah Gandarasa
d.   Sekulanggen untuk perumahan di sekitar Nyai Lurah Sekulanggi
e.   Lumbung Silayur, dahulu tempat ini dipakai untuk menyimpan padi yang diperuntukkan para abdi dalem.
f. Langensari, tempat tinggal yang diperuntukkan para abdi dalem tuna netra yang biasa memainkan musik langensari (keroncong).
g.  Purwodiningratan untuk perumahan di sekitar Bupati Nayoko Purwodiningrat.
h.  Mangkubumen, dihuni terakhir oleh seorang Bupati Nayoko KPH Mangkubumi putra PB X.
i.  Hordenasan, dahulu tempat untuk tinggal abdi dalem Hordenas (abdi dalem yang bertugas membantu kusir dalam menjalankan kereta titihan Raja semasa Belanda) sehingga tempat ini dikenal dengan nama Hordenasan.
j.     Jabang Bayen, dahulu tempat itu ada aliran sungai menuju ke Kraton dan ditempat itu telah ditemukan mayat bayi sebanyak tiga orangyang terhanyut di aliran sungai (Kalilarangan) oleh warga setempat bayi itu tidak dihanyutkan namun dikubur ditempat itu sehingga warga sekitar tempat itu dikenal dengan sebutan Jabangbayen
k.  Kestalan, tempat untuk mengandangkan kuda tunggangan pangeranan Kraton Surakarta
l.   Mangkuyudan, dahulu tempat tinggal (dalem) bupati arsitek bernama Mungkuyuda
m.  Mloyokusuman untuk perumahan di sekitar Pangeran Mloyokusuma
n. Gambuhan, perkampungan untuk abdi dalem Gambuh, yang sebagian besar mempunyai keahlian sebagai niyaga atau seniman Kraton.
3. Produk Budaya 
Kampung Baluwarti mempunyai keunggulan produk budaya yang berciri khas, diantaranya: 
a.  Keris/Tosan Aji
b.  Wayang Beber
c.   Pembuatan Rebab
d.  Busana Jawa
                           Keris/Tosan Aji                                   Wayang Beber
(Sumber: Baluwarti Menuju Kampung Wisata Berbasis Eko – Kultur Tahun 2014)

4. Seni Budaya Lokal Kampung Baluwarti 
Selain produk budaya, masyarakat Kampung Baluwarti mempunyai keunikan dalam bidang seni budaya lokal. Hal ini disebabkan masyarakat Kampung Baluwarti sedikit banyak mewarisi seni-seni budaya yang bersumber dari lingkungan Kraton, adapun bentuk-bentuk seni budaya lokal tersebut antara lain: 
a.  Sanggar-sanggar Tari
b.  Karawitan
c.  Kethoprak
d.  Macapat
e.  Keroncong Klasik
f. Joglo Perkusi
                      
(Sumber: Baluwarti Menuju Kampung Wisata Berbasis Eko – Kultur Tahun 2014)

5. Pertunjukan-pertunjukan Budaya Kampung Baluwarti
Pertunjukan-pertunjukan budaya di Kampung Baluwarti sering diselenggarakan, hal ini dikarenakan adat kebiasaan Kraton Surakarta dalam hal kegiatan yang menyangkut kepentingan raja dan Kraton diiringi dengan seni pertunjukan budaya, berikut pertunjukan-pertujukan budaya Kampung Baluwarti:
a)    Suraloka
b)   Sendratari Arjuna Wiwaha









(Sumber: Baluwarti Menuju Kampung Wisata Berbasis Eko – Kultur Tahun 2014)

6. Kuliner Khas Kampung Baluwarti
Masyarakat Kampung Baluwarti mempunyai cita rasa yang tinggi dan unik dalam hal menu makanan, ini sesuai dengan adat kebiasaan para abdi dalem di lingkungan Kampung Baluwarti yang mempunyai keahlian dalam menyajikan santapan nikmat dan unik kepada raja dan para pangeranan Kraton Surakarta, berikut adalah daftar kuliner yang khas dari Kampung Baluwarti:
a)    Beras Kencur (dari Tamtaman)
b)   Ledre Ndog (dari Wirengan)
c)    Geplak Jahe (dari Gambuhan)
d)   Ampyang Jahe (dari Carangan)
e)    Sekul Langgi (dari Sekolanggen)
f)    Wedang Ndongo (dari Lumbung Wetan)
g)   Wajik Klethik (dari Tamtaman dan dari Wirengan)
h)   Penyon (dari Mloyokusuman)
i)     Jenang Suran (dari Tamtaman)








(Sumber: Baluwarti Menuju Kampung Wisata Berbasis Eko – Kultur Tahun 2014)


Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Baluwarti.jpg
http://www.google.com., Artikel dengan judul “Kampung Wisata” diakses tanggal 30 Oktober 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar